Selasa, 12 Februari 2013

Mengintip Leopard 2SG AD Singapura

Menyimak foto-foto Leopard 2SG AD Singapura yang berbaris gagah dalam parade National Day Singapura memang mampu membuat hati berdecak kagum. Bagaimana tidak, Leopard 2SG dimodifikasi secara modular oleh Deisenroth Engineering. Singapura juga sudah memiliki doktrin keterpaduan kavaleri-infantri yang matang, dimana pada level terkecil satu seksi tank (2 Leopard) akan mengawal 1 peleton infantri mekanis (3 Bionix ICV). Pemasangan BMS (Battlefield Management System) yang sesuai dengan konsep 3G Soldier juga sudah selesai, sehingga Leopard 2SG bisa berbicara dengan Bionix IFV, Terrex, dan bahkan prajurit infantri melalui serangkaian peta digital dan sistem penanda kawan-lawan. Tapi dibalik sosoknya yang gagah, pada awal kedatangannya Leopard 2SG justru dihadapkan pada sejumlah kendala. Kisah tersebut ARC peroleh dari penuturan salah satu instruktur Kavaleri TNI AD yang baru kembali dari crash course di Singapura.


Sejumlah kendala krusial yang dihadapi oleh Kavaleri AD Singapura saat pertama kali mengoperasikan Leopard 2 justru datang dari alam dan medan operasinya sendiri. Kondisi wilayah Asia Tenggara yang tergolong beriklim tropis dengan tipikal kelembapan dan suhu tinggi menyebabkan seringnya perangkat elektronik di Leopard mengalami error, belum lagi pengembunan yang ditandai munculnya titik-titik air di berbagai tempat dalam kompartemen tempur Leopard. Sementara Singapura yang berwujud negeri kota, jalan raya justru memberikan tantangan tersendiri. Penggunaan rem jadi lebih sering karena tank harus lebih banyak berbelok mengikuti arah jalan. Kampas rem tentunya jadi lebih tipis, dan ganti kampas rem....mahal, bahkan untuk hitungan negara kaya seperti Singapura.
Berangkat dari tantangan tersebut, Singapura menerapkan sejumlah jurus jitu untuk mengatasinya. Pemasangan ECU (Environmental Control Unit) atau AC jadi solusi untuk mengatasi kelembapan tinggi. Sementara itu, Leopard 2SG mendapat perkuatan pada kaki-kaki dan sistem suspensi, berikut pemasangan kampas rem yang lebih tebal. Pengemudi Leopard 2 Singapura juga dilatih untuk menggunakan pengereman melalui engine brake, yaitu dengan menurunkan rasio gigi transmisi, persis dengan pembaca yang menurunkan gigi pada saat hendak mengurangi kecepatan.

http://arc.web.id/artikel/57-hankam/480-mengintip-leopard-2sg-ad-singapura.html 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar